Tersentil oleh budaya masyarakat Indonesia yang lebih mementingkan prestige dengan membeli produk impor dibanding produk dalam negeri. Padahal, dari segi kualitas tidak jauh berbeda. Jika produk makanan, kandungan gizinya pun bisa di hitung dan aaya yakin akan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Mengenai rasa, tergantung pada cara mengolah makanan tersebut dan menurut hemat saya, masakan Indonesia jauh lebih kaya dalam rasa. Jika kita bicara mengenai produk garmen atau tekstil, banyak karya anak bangsa yang di ekspor keluar negeri dan menjadi kebanggan di pasar internasional.
Fokus utama yang perlu diperhatikan ialah pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa produk impor jauh lebih baik dari pada produk-produk lokal. Entah karena kurang membaca atau mungkin transparansi perekonomian yang kurang merata sehingga membuat pola pikir tersebut semakin meluas dan mengakar kuat di masyarakat. Bahkan kita tidak bisa pungkiri banyak sekali masyarakat yang beranggapan bahwa memiliki pasangan yang berasal dari luar negeri akan menaikkan martabat mereka di pandangan masyarakat. menikahi expat ialah idaman demi sebuah prestige semu yang terkadang berlatar alasan absurditas.